"Beasiswa itu bagaikan Gula yang selalu dikerubungi Semut"
Hidup ku selalu rumit, tapi terkadang akhirnya membuat Aku bahagia, selalu ada saja yang Aku korbankan dalam setiap langkah meraihnya. Itu juga karena keteledoran ku... Mungkin bisa dibilang Apes, tapi jika dimaknai dari pandangan positif, ternyata teguran dari Allah bahwa Aku harus berhati-hati lagi.
Sebelumnya, ucapan terimakasih ku kepada Pak Tappil Rambe yang awalnya mengusulkan Jurusan Pendidikan Sejarah PKL ke Luar Negeri, beliau berkeinginan setelah pulang dari 3 Negara yaitu Malaysia, Singapura dan Thailand maka terbukalah hati para Mahasiswa/i nya untuk melanjutkan ke Jenjang yang lebih tinggi di luar Negeri. Tanggal 14 Mai 2013 lalu kami hampir seluruh keluarga besar Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Medan beserta para Ibu/Bapak Dosen landing ke Negeri Jiran, dan setelah pulang luar biasa hati terbuka lebar untuk mencoba beberapa beasiswa agar bisa kuliah di luar negeri.
Awalnya, Aku tertarik untuk belajar ke Malaysia, namun tidak ada beasiswa yang di tawarkan. Membuka Google saat itu Maret 2014 Aku ingin mencoba beasiswa Pemerintah Jepang MEXT Monbukagakusho, ada alasan mengapa Aku ambil ini. Sudah mempertimbangkannya matang-matang apa yang harus ku persiapkan jika lulus disana. Aku punya abang disana namanya Ahmad Riyanto yang menikah dengan orang Jepang. So... apalagi yang di khawatirkan? Oops... tapi tidak segampang itu gan, mesti banyak yang dipersiapkan dimulai dari bahasa Jepang dan Inggris, LoA (Letter of Acceptance), dan yang lebih penting adalah Kelulusan Beasiswanya dulu ^_^, hehehe.... Kalau tidak lulus bagaimana mau berangkat meskipun batin dan perlengkapan sudah siap !!! :O
Semenjak pengen kuliah di Jepang Aku rajin mengunjungi Konsulat Jendral Jepang di Medan, yang beralamat di Sinar Mas Land Plaza (Wisma BII) Lantai 5. Jl. P. Diponegoro No. 18 Medan, bertanya seputar Beasiswa Monbusho (namanya sekarang Monbukagakusho) Beasiswa ini meliputi biaya studi dan biaya hidup, tanpa ikatan apapun.
Aku kembali ke kos mempersiapkan berkas yang ingin dikirim ke Kedutaan Besar di Jakarta. Jl. M.H. Thamrin no.24. Setelah semuanya lengkap, akan aku kirim via Pos (Bundaran Jantung Kota Medan yang ada Indomaretnya X_X). Ada sedikit hal memalukan di Kantor Pos ini, awalnya di persyaratan berkas yang akan dikirim tidak melampirkan Proposal Rencana Studi, dan tidak melampirkan print out formulir pendaftaran yang dikirim via Email, jadi saat semuanya sudah lengkap Aku antar ke Indomaret Pos malam hari pukul 22.00 WIB (mereka udah mau pulang, hihihi...), dan sampai Indomaret tiba-tiba aku ragu seperti ada yang kurang karena di internet harus menyertakan proposal dan print out, sedangkan berkas sudah terbungkus amplop rapi dan sudah di tempel atribut pos, bayar Rp 17.000,- dan diberikan kertas resi.
Aku bertanya pada salah seorang pekerja.
A : Mbak besok jam berapa dikirim?
M : jam 09.00 WIB mbak...
A : aku ragu mbak takut ada yang kurang
M : kok gitu mbak, apa mbak gak pernah kirim ke Pos ya?
A : X_X, bukan gitu mbak berkasnya seperti ada yang kurang. Gini aja mbak... kalau besok jam 09.00 WIB Sy tidak datang berarti fix kirim aja ya mbak.
M : ia mbak...
Aku pulang dengan penuh ragu, berfikir sepanjang malam di kos-kosan. Paginya... aku putuskan pergi ke Konsulat Jendral pagi-pagi bertanya apakah Proposal dan Print out dilampirkan. Pekerja Konjen bilang,"ia mbak wajib dilampirkan". Saat mendengarnya, seperti piring terjatuh "Klenteengg" pecah seribu. OMG... Aku berlari secepat kuda mencari warnet terdekat untuk print out formulir dan menterjemahkannya ke bahasa Inggris mengejar waktu sebelum pukul 09.00 WIB karena hari ini adalah hari terakhir pengiriman berkas agar sampai tepat waktu ke Jakarta. Setelah print out, aku kembali memacu sepeda motor ke Kantor Pos, mencari mbak-mbak Indomaret, dan Taraaaa...... "berkasnya udah kami antar mbak dan udah mau diberangkatkan barangnya". Singkat cerita, Aku beli amplop baru dan menimbangnya lagi, fikir ku tidak seberat berkas yang semalam berarti lebih murah biayanya karena uang ku tinggal Rp 16.000,-, pas-pasan X_X.
Aneh memang 1 berkas menjadi 2 amplop, hihihihi.... (jangan ditiru)
A : berapa mbak?
M : Rp 17.000,- mbak...
A : Apaaaa????? (-_-"))
Aduh mbak, uang Sy kurang Rp 1.000,- X_X gimana ya mbak, mbak tambahin dulu deh Sy utang mbak, nanti Sy lewat Sy bayar, ya mbak?
M : (dia hanya senyum-senyum...)
A : Aku salamin tu mbak2, sambil bilang permisi. (menggerutu di hati, Aduhh... malunya, tapi mbak itu pelit banget masak nggak mau nyumbangin seribu aja untuk ku? tapi ya sudah lah, mungkin karena ini aku bisa lulus), aku keluar mengerah sepeda motor ku. Mampusss deh Gw.... ada tukang parkir X_X, alasan apa lagi nih, benar2 malu dan apess hari ini.
Wajah tukang parkirnya seram...
A : Pak maaf, bukannya Sy gak mau bayar, uang Sy habis Pak buat bayar Pos tadi, maaf Pak, maaf...!!!
P : Hemmm (seperti suara raksasa hemm, tanda meng "ia" kan),
A : Terimakasih Pak (sambil berdoa didalam hati, semoga banyak rezkinya karena telah menolong ku)
Aku langsung kabur. Woooaaa.....
Uang ku ludess, tertinggallah isi bensin yang menyelamatkan ku sampai di kos,
Pengumuman di bulan Juni, 2 bulan lebih waktu yang diberikan untuk menunggu. Beginilah nasib kalau sudah menjadi sarjana, mencari uang sendiri. Uang honor menjadi Guru di SMA Negeri 1 Stabat hanya mencukupi untuk beli kebutuhan sehari-hari di kos walau terkadang kurang tetap di syukuri :)
Catatan :
Sebelum bertindak dan memutuskan sesuatu, fikirlah terlebih dulu resiko yang akan terjadi, semoga tidak teledor seperti Saya.
Nantikan kelanjutan kisah ini saat Pengumuman Beasiswa MEXT Monbukagakusho :)
Semoga ada hikmahnya :)