Rabu, 01 April 2015

Kedatangan Bapak Abdul Kahar "Temu Kangen" di Pelatihan Bahasa Afirmasi LPDP, Universitas Negeri Yogyakarta

Hari ini Jum'at 27 Maret 2015 bertepatan dengan Real IELTS Test kami Keluarga Besar Pelatihan Bahasa LPDP Afirmasi Universitas Negeri Yogyakarta kedatangan tamu Besar yaitu Ayahanda Abdul Kahar. Bapak Direktur Dana Kegiatan Pendidikan ini datang menjenguk anak-anaknya saat acara Penutupan Program Pelatihan Bahasa Inggris di Universitas Gadjah Mada yang terlebih dahulu menyelesaikan Program dari kami. Saat itu pukul 14.00 kami berkumpul di Lt.2 Gedung Pusat Bahasa LPPMP tempat sehari-hari kami dalam mengikuti Program Bahasa, saya menyempatkan bertemu Beliau karena ada beberapa hal yang ingin saya pertanyakan, padahal saat itu saya memiliki jadwal Speaking Real IELTS Test di Pusat Bahasa UGM. Tapi... saya fikir apa salahnya terlebih dulu bertemu dengan Pak Kahar, toh.. jadwal Speaking saya pukul 17.00 :D

Saya masuk telat 5 menit dan telah saya dapati Bapak Kahar sudah akan memulai perbincangan, yang dihadiri Bapak Ketua P2B yaitu Bapak Joko Priyana, Ph.D, serta rekan-rekan saya kelas Ielts A dan B, kelas Toefl A, B dan C, beberapa dari Awardee yang sudah mengikuti perkuliahan di UNY dan beberapa teman dari Pelatihan Bahasa UGM. 

Bapak Kahar pun memulai pembicaraannya. Beliau berkata "Tidak usah terlalu tegang, hari ini saya hanya rindu dengan kalian, dan ingin berdialog santai sembari mendengar perkembangan belajar kalian di P2B ini dan ingin mendengar laporan dari Bapak Joko". Lalu Pak Kahar pun meneruskan pembicaraannya "Lalu, sudahkah kalian mempersiapkan hal apa saja yang akan kalian pertanyakan seputar LPDP ataupun program ini? Semuanya akan saya tampung dan jawab". 

Saya lirik teman-teman sepertinya sudah tidak sabar ingin bertanya. Sambil tersenyum ramah, Pak Kahar mempersilahkan anak-anaknya bertanya. "Pak...", terlihat sebuah tangan dari belakang mengacung ke atas pertanda akan bertanya. Saya lihat di sela-sela barisan, ohh... Kak Yasni yang bertanya. Ia memberikan 3 (tiga) pertanyaan yaitu: Pertama, "Bagaimana dengan Living Allowance 1 bulan di Jogja, apakah kami masih memperolehnya? Sedangkan LA yang di berikan sudah 6 bulan, selesai Program 7 bulan, berarti 1 bulan belum terhitung dananya untuk biaya hidup kami di Jogja 1 bulan berikutnya. Bagaimana Pak?", yang kedua "Jika sudah semaksimal mungkin ingin memperoleh skor Ielts 6.5 selama 7 bulan ini, tetapi skor yang di harapkan tak kunjung di dapat, apakah boleh kami melanjutkan Program sampai 9 bulan atau 1 tahun?", dan yang ketiga "Kapan batas kami memperoleh Letter of Acceptance Unconditional (LoA.U)?". Pak Kahar pun menjawab "Mengenai Living Allowance 1 bulan itu, belum dapat Saya jawab karena harus dibicarakan dahulu dengan Bapak Joko dan dengan pihak Dana Pendidikan, jadi tunggu saja kabarnya bagaimana keputusannya", Beliau melanjutkan jawaban untuk pertanyaan kedua "Jika kalian ingin melanjutkan Program Bahasa ini, boleh saja asalkan syarat-syaratnya terpenuhi, seperti progres/ada peningkatan dalam belajar, absensi tidak kurang dari 25%, rajin datang adalah poin, dan Saya akan mendengar laporan-laporan harian kalian dari Pak Joko, evaluasi progres ulangan/ujian Anda pada Toefl of Ielts nya, apakah kalian layak untuk lanjut, atau berhenti di 7 bulan ini, tergantung kebutuhan yang berdasar", lanjut jawaban pertanyaan ketiga "Batas memperoleh LoA Unconditional adalah 1 tahun saat keluar SK Kelulusan Wawancara. Tapi untuk Afirmasi yang masih mengikuti Pelatihan akan di beri keringanan sampai Februaari 2016 untuk Intake Universitas". 

Pertanyaan selanjutnya dari Feri salah satu Awardee yang sudah menjalani perkuliahan di UNY. Dia (Feri) bertanya "Bolehkah kami yang memilih kuliah di Dalam Negeri setelah selesai nanti ingin melanjutkan S3 dan mengikuti Pelatihan Bahasa juga seperti teman-teman yang ada disini? Lalu apa saja syaratnya?", lanjut Feri menyampaikan bahwa mereka telah beberapa kali mengadakan Sosialisai memperkenalkan LPDP kepada Adik-adik yang akan segera menyelesaikan S1 mereka di Kampus UNY, tujuannya untuk memperluas dan memberikan kesempatan-kesempatan besar bagi yang akan Apply Beasiswa LPDP ini. Pak Kahar berkata Beliau sangat mengapresiasikan teman-teman UNY yang telah membuat Sosialisasi terkait mempermudah Mahasiswa dalam mengetahui berita LPDP ini, Beliau mengucapkan terimakasih dan memberi dukungan kepada Feri dan kawan-kawan untuk terus semangat memberikan informasi ataupun kembali mengadakan Sosialisasi. Nahh... Pak Kahar menjawab pertanyaan Feri mengenai syarat-syarat untuk melanjut S3. 
Apa saja syaratnya?? Penasaran?? Yuk... terus baca sampai habis, sediakan minuman segar disamping Anda, agar membaca tulisan ini terasa ringan ;)

Syaratnya ada 4 (empat):
1. Sudah memiliki LoA Conditional
2. Sudah memiliki Proposal Disertasi dan memiliki Profesor yang akan membimbing di Luar Negeri.
3. Selama masa Studi S2 ( di Indonesia atau Luar Negeri), minimal mempertahankan IPK 3,25 (tidak bisa ditawar-tawar), LPDP akan terus memantau perkembangan belajar Awardee, hingga di nyatakan layak atau tidaknya melanjutkan S3 di Negara tujuan :D
4. Khusus Luar Negeri harus memiliki Recomendasi dari Kedutaan Besar Negara yang bersangkutan Studi Anda saat S2, serta memperoleh surat lanjutan dari LPDP.

Lanjut Pak Kahar mengatakan, untuk yang S2 di Dalam Negeri dan akan melanjut S3 di Luar Negeri boleh mengikuti Pelatihan Bahasa asalkan berasal dari Jalur Afirmasi saat pertama kali Apply, maksimal pengajuan berkas 6 bulan sebelum menyelesaikan S2. Tapi... Apakah mungkin mengikuti Pelatihan Bahasa selesai Studi S2?? Nahh... loh... (Saya kembali kepada Anda masing-masing), mikir keras toh (-_-)"?? Hehe...
Jadi, tujuan 6 bulan sebelum selesai studi agar tidak tergesa-gesa antara apply dan mengurusi persyaratan lainnya seperti Visa, dkk. :D

Yang terakhir saya bertanya. Apa yang saya tanyakan?? Tarraaa..... \(^_^)//
Ini loh... saya bertanya, Shanty "Pak, saya dengar yang sedang Pelatihan Bahasa ini selesai nanti wajib memperoleh skor 6.5, dan jika tidak 6.5 misal 5.5 tetap tidak boleh ke Luar Negeri meskipun sudah memperoleh Conditional Offer dari Universitas tujuan. Contohnya Jepang dan Korea masih menerima Ielts 5.5, jadi apakah tetap tidak boleh berangkat Pak?"

Jawab Beliau "Nahh... itu, memang seharusnya kalian memperoleh skor 6.5 saat selesai Program nanti, karena Uang mendanai keberadaan kalian disini sangatlah mahal. Jadi usakan terus, belajar keras untuk memperoleh nilai itu, yang berencana ingin menikah selesaikan dulu program ini", lelucuannya :D
Beliau melanjutkan candaannya kepada kami "Apakah kalian disini sudah memiliki pasangan sesama Awardee? Masak sudah 4 bulan tidak ada yang nyantol !!" :D

semua gelak tertawa, salah seorang menjawab "Kami tidak ada yang berpacaran Pak karena bosan setiap hari bertemu di kelas", Wkwkwkwk...
Lanjut Pak Kahar, "Wahh... ini gawat Pak Joko, seharusnya nanti kita buat minimal 8 pasang yang setelah Program ini berakhir menikah, dan kita dapat Undangannya", lawaknya...

Wkwkwk... Terimakasih Pak, telah banyak segala pertanyaan kami engkau jawab hari ini, dengan senyum ramah dan tawa mu yang ringan, membuat kami terus mendoakan mu dan segenap Keluarga Besar LPDP agar terus sehat, panjang umur dan selalu di Ridhoi Allah di setiap langkah niat-niat suci. Semoga apa yang LPDP angankan di 100 tahun Indonesia Merdeka nanti penerus kalian adalah orang-orang Luar Biasa menjadikan Indonesia ini Negeri yang terdepan di segala sudut sisi bidang.

Penutup, kami berfoto bersama, saya berada pas di samping Beliau, berdoa agar Ilmu yang beliau peroleh bisa menular dengan saya. Aamiin...
Menyalami Beliau dan meminta do'a agar real test Ielts saya memperoleh nilai yang baik.
Foto bersama sebelum mengakhiri pertemuan
Terimakasih Pak do'a nya, terimakasih....


Kawans, boleh intip Prosedur Apply Beasiswa luar biasa ini yuk....
www.lpdp.kemenkeu.go.id




Senin, 17 November 2014

Pelatihan Bahasa Inggris bagi Penerima Beasiswa Afirmasi LPDP

Assalamualaikum teman-teman, kembali lagi nih tulisan Saya mengenai Beasiswa Afirmasi LPDP. Beasiswa ini lagi bumming-bummingnya lho.. Jadi yang saat ini sedang mencari-cari informasi LPDP sedikit Saya berikan tentang Upacara Pembukaan Pelatihan Bahasa yang dihadiri oleh Direktur Dana Kegiatan Pendidikan LPDP yaitu Bapak Abdul Kahar, dan beberapa penyambutan dari Pihak Universitas Negeri Yogyakarta yang dilaksanakan dini hari, Senin 17 November 2014 di Gedung Pengembangan Bahasa (P2B) LPPMP Universitas Negeri Yogyakarta. 

Kilas balik dulu, kenapa ada Pelatihan-pelatihan segala. Banyak sahabat yang bertanya. "Kamu kapan berangkat ke Luar Negeri?", "apa itu Pelatihan Bahasa?", "kenapa tidak langsung on going, bla...bla...bla...?".

Kesal sih tidak ketika ditanya seperti itu, tetapi alangkah baiknya melihat kemampuan diri dulu seperti pada poin penting menyangkut dengan kata "Bahasa", sudahkah mempersiapkan diri serta tindakan dari satu buah kata tersebut? bagi Saya, begitu pentingnya penguasaan Bahasa Inggris agar nantinya disaat study tidak ada kendala dalam Writing, Reading full grammar and Speaking. Kebanyakan Awardee penerima Beasiswa LPDP belum siap dalam hal itu. Pak Kahar juga memaparkan kepada kami semua mengapa Persiapan Bahasa ini sangat penting dilaksanakan sebelum benar-benar matang  untuk berangkat, karena dari analisa 2 tahun saat mulai dibukanya Beasiswa LPDP pelajar yang sudah berada di Luar Negeri mengalami kesulitan, seperti Professor pembimbing yang tidak ingin melanjutkan kerjasamanya dengan pelajar karena bahasa Inggris yang masih sangat buruk alias "dipulangkan" nah loh... kacau kan?...

Jadi, perbaikan demi perbaikan akhirnya LPDP memutuskan mengadakan Pelatihan Bahasa maksimal 1 tahun. Pelatihan di UNY adalah pelatihan Angkatan Pertama, sebelumnya satu bulan lalu sudah dilaksanakan di Universitas Gadjah Mada, tetangga UNY. Hehehe.... 
Jadi total Universitas yang bekerja sama dengan LPDP saat ini sudah terjadwal 4 Universitas yaitu Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Indonesia, dan Institut Tehnologi Surabaya, yang sudah aktif berdasarkan jadwal yaitu UGM. Sedangkan UNY dan UI barusan melaksanakan Upacara Pembukaan di hari yang sama, hari ini dan ITS di buka satu minggu mendatang pada tanggal 24 November 2014.

Nah... apa saja kegiatan yang dilaksanan tadi hari? ada banyak sekali pemaparan-pemaparan Bpk Kahar. Saya ambil inti-intinya saja ya? Heee... :D

Peserta terdiri dari 32 orang dan yang buat kaget sekitar 20 orang dari Papua. Sisanya kami dari luar Pulau Papua, hehehe... mereka mau belajar ke Negeri Barat lho... Subhanallah. Saya sangat senang ketika mereka di juluki Mutiara Hitam Indonesia, mereka merupakan asset tak ternilai harganya bagi Indonesia. Mereka penerus-penerus luar biasa, bangga bisa bergabung dengan mereka, bahasa Inggris mereka sudah jempol. Ya iyalah, mereka dari Sastra Inggris. Hehehe....

Program Persiapan Bahasa merupakan salah satu komponen biaya/fasilitas yang akan diberikan ketika kita masih stay di dalam Negeri. Oh.. ya... Pelatihan Bahasa ini bukan hanya diperuntukkan bagi yang akan ke Luar Negeri saja tetapi yang mengambil studinya di dalam Negeri, hanya dibedakan pengambilan kelasnya saja, yang Luar Negeri di masukkan di Kelas Pelatihan IELTS, dan dalam negeri di Kelas TOEFL IBT. Selama 1 tahun maksimal waktu yang diberikan untuk Pelatihan ini tetapi target LPDP 3-6 bulan sudah mantap bekal Bahasa yang di dapat. Agar segera Study di Universitas-universitas terbaik Dunia yang dipilih masing-masing peserta. Oopss... dengan satu catatan, Persiapan Bahasa ini khusus untuk Peserta Afirmasi lho... Afirmasi itu adalah Peserta dari kawasan 3T Terdepan, Terluar, Tertinggal alias kemampuan Bahasa Inggris yang masih butuh ekstra pelatihan, hehehe....

Jangan fikirkan biaya untuk membayar pelatihan ini, karena LPDP sudah membayarkan semua. LPDP memang sangat total mempersiapkan anak-anaknya. 

"Nah... apa saja yang dibayarkan LPDP saat Pelatihan?..."

LPDP sudah memberikan biaya dari awal keberangkatan. Tiket Pesawat Pulang-pergi, terserah mau naik Maskapai apa saja asalkan kelas Ekonomi, hehehe... moment ini sedikit dimanfaatkan. Mereka memilih Maskapai Garuda, hohohihihi... Sayangnya Saya tidak (-_-)" 
Saya lebih memilih naik Kereta Kelas Ekonomi karena lebih memilih diperjalanan bareng sahabat dari Kediri-Semarang-Solo-Jogja. Hehehe... ini bukan mimpi tetapi sebuah angan dimana Saya harus mencoba perjalanan panjang itu tanpa berharap di kembalikan uang perjalanan oleh LPDP. Bukankah itu lebih baik dan menyenangkan ketika diperjalan bersama sahabat yang sangat saya sayangi ^_^ (setia kawan)

Nah... setelah Tiket PP. Biaya berikutnya adalah Living Allowance. Biaya tunjangan bulanan, assiikkk...
biaya ini diberikan untuk hidup bulanan selama di Pelatihan sebesar Rp 2.500.000/bulan. Diberikan per 3 (tiga) bulan. Pencairan dana sekitar 10 hari dari mulai Pembukaan Pelatihan, setelah itu biaya Program Kelas yang tidak murah loh... tapi Saya tidak tahu berapa? hehee... dan yang terakhir biaya Real Test IELTS sekitar Rp 2.900.000/ tes, akan dilaksanakan Tes setiap 3 bulan sekali. 
Luar biasa LPDP yah?? 

"maka nikmat Tuhan mu yang manakah yang kamu dustakan?"

Pihak UNY sendiri begitu hangat menyambut kami, mereka berjanji akan total memberikan kami materi dan Praktek Bahasa. Sebanyak 31 orang staf Pengajar yang akan melatih kami salah satunya Native Speaker dari Australia dan Dosen-dosen handal lulusan Luar Negeri. LPDP memberikan total 720 jam selama 6 bulan, namun Pihak UNY lebih memprioritaskan kebiasaan sehingga ditambah jam belajar dengan total 1.000 jam lebih selama 6 bulan. Bagaimana tidak, jadwal padat menyerang Senin-Sabtu dari pukul 07.30-17.00 WIB plus +++ pertemuan di hari minggu untuk pelatihan Speaking. Kaya' sekolah ya?? hohoho...

Jadi, setelah dipaparkan apa saja yang akan kami kerjakan di hari berikutnya. Usai Upacara Pembukaan, 2 (dua) orang perwakilan dari kami yaitu perwakilan Magister atas nama Melanesia Brigite dari Papua dan Kak Nirwan dari Makasar sebagai perwakilan Doktoral dipanggil kedepan untuk penyematan simbolis. Simbolis berupa Topi, Kaos, Tas Ransel beserta isinya sebanyak 9 Modul, 1 buah Flashdisk dan peralatan tulis dari LPDP dan UNY. 

Wahh... Arigatou Gozaimasu LPDP & UNY. Semoga kami tidak pernah menyia-nyiakan waktu dan kesempatan yang dipercayakan ini. Kami berjanji agar jadi Master English nanti setelah keluar dari Persiapan Bahasa ini. Aamiin...

- Beak Time -

Usai break, kami dibawa ke ruangan lantai 4 untuk Freetest IELTS Listening, Reading, Writing and Speaking. Waahhh... something yah surprizenya ^_^
Aku rapopo *** 

Di Jogja saat ini sedang rainy hard. Setiap pulang pasti kemalaman, kami nonggok di depan Gedung berteduh sambil berkenalan bercengkrama. Hari pertama yg seru dan hangat meskipun cuaca sedang sangat dingin, hehee...

Nah, bagi teman2 yang kemarin butuh informasi beasiswa LPDP monggo di buka linknya... http://www.lpdp.depkeu.go.id/

 Ada banyak kesempatan bagi kalian yang ingin melanjutkan Sekolah lagi. Saya masih dengar kabar bahwa mulai tahun depan LPDP hanya sekali dalam satu tahun membuka pendaftaran, tidak 4 (empat) kali seperti biasa. Jadi prepare sungguh-sungguh agar sekali apply langsung gol.
Tetap semangat teman-teman... Man jadda wa jadda
Manfaatkan peluang-peluang ini, jangan lupa sembari berusaha dibarengi dengan do'a. Saya tunggu kabar-kabar baik dari kalian. 

Salam 3 jari dari teman2 Papua, yang lain dan Saya. LPDP menunggu kalian... Ganbarro !!!


Jumat, 08 Agustus 2014

Hari-hari menjelang Pengumuman Wawancara LPDP ~ Demam ~





















Ane lanjut Gan, sesampainya di Kos, salah seorang teman Ane namanya Ervi nanya "Gimana wawancaranya
Yus". Ane jawab "Nanti aja Vi ceritanya, suasana hati lagi buruk". Ervi tertegun diam, dan berlalu.
Udah di kamar nih, Ane nangis lagi menumpahkan kekesalan di hati, bertanya-tanya di dalam hati. "Apakah Aku lulus, ataukah tidak?". Teringat terus-menerus wajah Penguji dan pertanyaannya yang berkeliling, muter-muter dikepala Ane. Oh... lamanya Pengumuman itu, katanya 2 minggu berarti setelah lebaran. Ane terbayang saat lebaran tiba Ane gak kan semangat.
Ane demam Gan, gak sanggup makan, gak mau mandi, gak ngapa-ngapain selain berdiam diri di kamar menghitung waktu 2 minggu yang begitu lama sekali rasanya.

Teman Ane Reni nginap di kos 1 minggu, dia bilang mau bareng Pulang Kampung. Oke... Beliau merupakan salah satu teman yang menghilangkan kesedihan Ane selama di kos, susah senang kami bersama. Apa yang Ane makan dia makan, Ane makan telur berhari-hari dia juga makan. Maklum lah, beberapa bulan ini Ane jarang ada uang T_T

Tepat tanggal 23 Juli 2014 pukul 21.00 WIB Ane berada di kos teman Ane Ihsan Batubara untuk menjemput Reni, tak lama masuk pesan di Ponsel Ane "Cek email. Pengumuman wawancara sdh d krm mlm ini. Share_han". Bagaikan dapat uang kaget disaat tak ada uang, bagaikan keruntuhan durian disaat pengen makan durian, bagaikan tumbuh sayap disaat ingin terbang, dan bagaikan di beri jus Jeruk saat berada di Gurun Pasir. Lebay, hehehe....
Itulah mungkin sedikit ungkapan perasaan Ane saat itu, sedih bercampur haru. Bagaimana cek email, saat itu hanya pegang hp odong, liat BB nya temen Ane Ihsan langsung Ane sambar buat buka email di hp nya. Ternyata gak bisa di buka Gan dari BB nya T_T
Ane tanya lagi sama Jehan teman Ane, "nama ku ada gak?", Jehan balas "Lulus semua :D", repleks tubuh Ane sujud Syukur, Alhamdulillah... Allahu Akbar... "Maka nikmat Tuhan mu yang manakah yang kamu dustakan" QS. Ar-Rahman.
Air mata Ane kembali menetes, rasa Syukur yang begitu luar biasa, akhirnya penantian Ane terjawab sudah dan 5 hari Pengumumannya terhitung dari tanggal 17-18 Juli 2014 wawancara, gak jadi 2 minggu :D, gak jadi setelah lebaran :D
Dengar-dengar ada 3 orang yg tidak lulus di seleksi ini yaitu 2 perempuan dari Aceh dan 1 laki-laki dari Aceh.
Seluruh tubuh Ane gemetar, ingin Aku lebih dekat dengan mu lagi Rabbi... Ramadhan tahun ini sungguh luar biasa. Akhirnya angan-angan ku semakin dekat saja, ingin sampai ke Negeri Sejuta Pesona Sakura. Langkah berikutnya menanti LoA (Letter of Acceptance), kampus manapun akhirnya... Ku tahu itulah yang terbaik untuk ku, karena.... ~ Dia lah segala pemilik takdir hidup ku ~

Terimakasih Ayah, Mamak, Abang, bg Alam, seluruh Dosen Pendidikan Sejarah, seluruh teman-teman ku, Universitas Negeri Medan, dan terimakasih Beasiswa LPDP.
Untuk orang yang begitu Peduli Mr. Japan Ahmad Riyanto, Arigatou gozaimasu...


Bagi Ane, kunci dari kelulusan Wawancara adalah KEJUJURAN ^_^

~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Sulit itu kita yang ciptakan,
Galau itu kita yang ciptakan,
Sedih itu kita yang ciptakan,
dan mudah itu kita yang ciptakan,

Jadi intinya, dari blog Ane sebelumnya Ane ketakutan saat wawancara. Tetapi, Ane sadar takut hanyalah ada di diri kita, dan berani juga dari diri kita. Pesan Ane "Jangan pernah takut atas hal yang menjadikan mu tidak percaya diri, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang berani". Salam Sukses menanti Program Kepemimpinan. :)
Semoga bermanfaat :)

Kamis, 07 Agustus 2014

LPDP Lulusan Bidik Misi 3,5 Tahun Cumlaude ~ My Dreams ~

Hari yang ditunggu-tunggu pun telah tiba, lokasi wawancara kali ini di Universitas Negeri Medan (UNIMED) di kampus Ane. Ane bersama 3 teman yang lainnya menjadi Tuan Rumah, cieee... cieee... Rizki Nur Jehan, Muhammad Hamzah Dien, dan Rahmi Seri Hanida jadi Tuan Rumah, Asik gak tuh?..
Pagi yang mendebarkan ini pukul 07.30 tanggal 17 Juli 2014 Ane dan ke 16 orang peserta Calon Penerima Beasiswa LPDP dari Jalur yang berbeda yang berasal dari Padang, Aceh, Langkat dll, berkumpul di Aula Ruang Sidang A Lantai 3 Biro Rektor. Awalnya kami di giring masuk untuk berkumpul di ruangan, dan Pembukaan Acara LPDP selama 30 menit, yang dibawakan oleh 3 orang yang berada di depan membuka acara yang Ane lupa namanya, yaitu Pegawai Rektor yang membuka acara untuk menyambut para Penguji LPDP beserta Psikolog dari Universitas Sumatera Utara, 30 menit waktu pembukaan dan dilanjutkan dengan memperkenalkan Program LPDP kepada seluruh CPB LPDP. Mereka menunjukkan Video kakak-kakak angkatan lalu sedang melaksanakan Program Kepemimpinan. Kali ini beberapa pasang mata berkaca-kaca melihat tayangan tersebut termasuk Ane sembari berdo'a "Ya Allah izinkanlah hamba berada diantara orang-orang beruntung itu". Merinding liatnya Gan, sungguh luar biasa mereka hingga sampai merasakan dilatih Kepemimpinannya oleh TNI AL. TNI AU, bahkan Pak SBY juga menghadiri PK.

Satu jam berlalu tepat pada pukul 09.00 kami diberi pemahaman mengenai LPDP, kami pun dipersilahkan menunggu waktu bergiliran untuk wawancara di Lobi Ruang Sidang A. Ada dua lembar yang ditempel di dinding luar, yaitu nama-nama beserta nomor bergilir untuk pemanggilan wawancara, dan untuk satu lembarnya lagi berisi nama-nama kelompok LGD (Leaders Group Discussion), Ane sekelompok beserta sahabat seperjuangan Ane Rahmi, Jehan dan 1 orang dari Aceh, Ane lupa lagi namanya, sedangkan Hamzah berbeda kelompok dengan kami. 1 kelompok terbagi menjadi 4 orang bahkan ada yang 3 karena teman diskusi mereka tidak hadir. Satu persatu mulai di panggil memasuki ruangan, Ane mendapat jadwal besok di hari Jum'at. Kecewa juga rasanya setelah proses panjang dalam persiapan dari malam gak bisa tidur nyenyak dan bangun untuk sahur dan terus menerus menyelesaikan apa yang harus Ane persiapkan untuk hari ini sampai pagi tiba. Seperti sudah rapikah Ane?... Sudah pantas kah Ane memakai pakaian seperti ini. 


Nih, sedikit gambaran penampilan Ane hari ini, pake rok hitam dan batik coklat beserta jilbab hitam, sudah cukup rapi dan menarik kok :D

Nah, ketika peserta pertama keluar berkisar 1 jam durasi di dalam. Kami bertubi-tubi bertanya apa saja yang dipertanyakan Penguji, setelah menyimpulkan dari beberapa teman-teman yang sudah wawancara, pertanyaannya itu berbeda-beda, tetapi kesamaannya ada pada seputar kepribadian, essay, dan tujuan kuliah di Universitas pilihan serta apa yang menjadi kelayakan Tim LPDP menerima kita sebagai Penerima Beasiswa LPDP. Begitu seterusnya sampai ada yang ngalur ngidul, bahkan ada yang menangis.


Teman-teman Ane pun semakin berlalu meninggalkan lokasi karena telah selesai wawancara. Nah, Ane gimana??? Apakah harus memang besok? Kalaupun besok sudah Ane bayangkan nanti malam gak bisa tidur nyenyak lagi kalau terlalu memikirkan wawancara lagi untuk esok hari, persiapan lagi, dan mengulangi persiapan yang sama lagi. Lumayan bosan ya??


Untuk LGD, kelompok secara bergantian memasuki ruangan Lantai 2, ada dua tema yang didiskusikan yaitu tentang Dolly (Kawasan lokalisasi Pelacuran, Surabaya) dan satunya lagi tentang Pendidikan, Ane dan kelompok mendapatkan tema yang pertama. Kurang lebih 45 menit kami di dalam mendiskusikan kawasan Dolly. Sorry untuk hal apa aja yg kami diskusikan, itu sebuah "Rahasia", kali aja nanti Ente dapat tema yg sama biar agak-agak surprize gitu, ahahaha....


Oke, fokus cerita ke wawancara. Akhirnya setelah peserta ke-8 yaitu Hamzah Dien, Ane memberanikan diri untuk menyapa Bapak salah seorang Tim Penyeleksi untuk mengangkat Ane wawancara hari ini, karena teman wawancara Ane untuk besok sudah pada pulang jadi berani aja Ane bilang seperti itu karena memang Ane yg tinggal sendirian untuk peserta besok. Apa jawaban beliau?? "Saya akan diskusi dulu dengan Penguji di dalam". Ane nyengir... :D, ternyata belum dikasi kepastian. Tak lama beliau keluar dan langsung memanggil Ane "Kamu tunggu saja, kamu dipanggil terakhir". Waahhh... Bener-bener mau runtuh langit mendengarnya, akhirnya hari ini juga Ane terbang ke ruangan. 


Tibalah waktunya, Taraaaa.....
Semoga tidak terjadi hal yang paling Ane takutkan, mau tau apa yang paling Ane takutkan. Takut disuruh berbahasa Inggris atau wawancara pakai Bahasa Inggris :D
Ane memasuki ruangan sambil baca Ayat-ayat Al-Qur'an pendek, Al-Fatihah,, Al-Iklhas, Al-Annas, nano-nano lah. Kaya' memasuki lorong-lorong angker menyeramkan, seketika ciut badan Ane, mengecil, dengan dentuman jantung yg bunyinya tidak stabil, darah naik turun, dan telapak tangan berubah menjadi es. 

Berikut dialog wawawancara, versi Nasib Ane :
A (Ane), P1 (Penguji 1), P2 (Penguji 2), P3 (Penguji 3).


A : Assalamualaikum (jabat tangan)
      Mereka mempersilahkan duduk, dan tanpa sadar Ane langsung ambil tisu selembar di depan Ane, dan melipatnya sampai kebil-kecil karena nervous (gak sadar ni tangan ngelipat-lipat sendiri)
P1 : Kamu lulusan Bidik Misi ya?
A : Ia Pak !!
P2 : Dimana itu Desa Sungai Ular, kok serem amat namanya?
A : Di Secanggang Pak, Langkat.
P3 : Banyak juga ya Prestasi kamu, juara 1 Kaligrafi, Juara 1 Pidato, Juara III Karya Tulis Ilmiah.
A : Ia Pak.
P2 : Kenapa kamu pilih Tokyo University?
A : Karena di Tokyo University untuk kualitas Jurusan Sejarahnya sangat lah bagus Pak, serta ruang lingkup Negara Jepang itu sendiri sangat banyak kebudayaan-kebudayaan tradisionalnya, serta sejarah di Negara Jepang begitu menarik dan banyak untuk di teliti, seperti Zaman Edo, Restorasi Meiji, Pada saat Hiroshima Nagasaki di Bom Atom, dll.
P1, P2, P3 : (Mangguk-mangguk)
P3 : Coba kamu berbahasa Inggris sedikit !!
A : Sedikit saja ya Pak (Belepotan, huhuuu... (X_X). Seperti piring yg jatuh, klentengggg....!!)
P3 : Bahasa Inggris kamu saja masih belepotan seperti itu gimana mau kesana?
A : Saya saat ini masih kursus Pak.
P3 : Apakah kamu yakin dalam waktu 3 bulan kamu dapat menguasai bahasa Inggris mu?
A : Saya yakin Pak.
P3 : kamu tahu kan Tokyo itu mahal?
A : Tau Pak.
P3 : Apa mata uangnya?
A : Yen Pak.
P3 : Atau jangan-jangan kamu mau kerja disana?
A : Nggak Pak, Saya ingin serius belajar disana biar bisa jadi orang-orang hebat sepeti Bapak. (Jurus menggombal dikit, hehehe)
P3 : Kamu pasti sering makan-makanan Jepang.
A : Belum pernah Pak...
P2 : Kenapa?
A : Mahal Pak (Sontak mereka berhambur, kursi muternya membuat mereka muter-muter, tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban Ane).
P3 : Jika kamu tidak lulus beasiswa ini, apakah kamu tetap ingin ke Jepang?
A : Ia Pak, Saya akan tetap ke sana dengan apply beasiswa lain.
P3 : Kenapa kamu gak ke Inggris aja, kan bahasa sehari-harinya udah menggunakan Bahasa Inggris?
A : Saya akan tetap ingin belajar di Jepang Pak.
P3 : Tim LPDP hanya meluluskan bagi mereka yang berpotensi, dan uang yang mereka keluarkan itu tidak sembarangan di beri. Jadi kalau tidak berpotensi untuk apa Tim LPDP meluluskan.
A : (Tak terbendung lagi, menusuk banget ke Jantung dan di sesi ini lah Ane nangis, mereka meledek terus)
P3 : Kami bukan penentu kelulusan ini, tapi Bapak-bapak yang dibelakang kamu itu. 
P1 : Kalau misal kamu tidak lulus beasiswa ini bagaimana?
A : Jangan lah Pak (sesenggukan), harapan Saya sangat besar di LPDP ini Pak. Jika Saya diberi kesempatan lulus di Beasiswa ini Saya tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini Pak T_T
P3 : Tisu mana Pak? (bertanya pada Penguji lain).
       Ternyata tisu yg tepat di depan Saya itu adalah tisu yg disiapkan untuk peserta yg nangis T_T
P1 : Apa yang membuat kamu merasa layak mendapatkan beasiswa ini?
A : Saya orangnya pekerja keras Pak. Saya tidak mudah menyerah Pak. Saya yakin Saya mampu memperbaiki segala kekurangan Saya dan membuktikannya kepada Bapak T_T
P2 : Apa pekerjaan orang tua kamu?
A : Orang tua Saya jualan sayur Pak (dan cerita keluarga lainnya)
P2 : Beasiswa apa saja yang kamu dapat selama pendidikan kamu?
A : Waktu sekolah Saya di danai oleh PLN Binjai Pak, dan selama Kuliah di Unimed Saya mendapatkan beasiswa Bidik Misi Pak.
P2 : Baiklah kamu perbaiki TOEFL kamu ini ya? 
A : Ane berdiri menyalami mereka dan tak lupa mengucapkan banyak terimakasih, mata Ane melirik P3 menulis nama Ane di selembar kertas seperti menulis nama Ane di Kop Surat kosong, entah itu kertas apa. 

Hal ini juga yang membuat Ane keluar seperti tak bertulang, sesenggukan sampai ketiga sohib seperjuangan Ane stay di luar nunggu kebingungan. "Ada apa?... Ada apa? Ada apa kok sampai nangis" Begitulah tanya mereka, dan sekitar 15 menit Ane gak bisa ngomong terus sesenggukan, mereka mengajak turun untuk pulang dan kepergok sama salah seorang Tim LPDP yang berperan penting dalam kelulusan, beliau liat Ane nangis tertawa terkulum, tapi Ane gak berani liat beliau. Itu teman Ane yg bilang gitu.


Mereka terus mensupport Ane bahwasanya "Mudah-mudahan kita semua lulus, apalagi ini bulan Ramadhan segala doa dikabulkan, dan kesempatan kita mencari pahala sebanyak-banyaknya dan tahajud sesering mungkin meminta agar kita lulus beasiswa ini". Ane belum bisa ngomong, dan kami berlalu pulang.....


Nantikan kelanjutan kisah ini, hari-hari menjelang Pengumuman Wawancara LPDP.

Man Jadda WaJada "Barang siapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan berhasil". Insya Allah....
By ~ Yusfa Santi



Jumat, 18 Juli 2014

Mencoba Apply beasiswa MEXT Monbukagakusho ~Teledor~

"Beasiswa itu bagaikan Gula yang selalu dikerubungi Semut"

Hidup ku selalu rumit, tapi terkadang akhirnya membuat Aku bahagia, selalu ada saja yang Aku korbankan dalam setiap langkah meraihnya. Itu juga karena keteledoran ku... Mungkin bisa dibilang Apes, tapi jika dimaknai dari pandangan positif, ternyata teguran dari Allah bahwa Aku harus berhati-hati lagi.

Sebelumnya, ucapan terimakasih ku kepada Pak Tappil Rambe yang awalnya mengusulkan Jurusan Pendidikan Sejarah PKL ke Luar Negeri, beliau berkeinginan setelah pulang dari 3 Negara yaitu Malaysia, Singapura dan Thailand maka terbukalah hati para Mahasiswa/i nya untuk melanjutkan ke Jenjang yang lebih tinggi di luar Negeri. Tanggal 14 Mai 2013 lalu kami hampir seluruh keluarga besar Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Medan beserta para Ibu/Bapak Dosen landing ke Negeri Jiran, dan setelah pulang luar biasa hati terbuka lebar untuk mencoba beberapa beasiswa agar bisa kuliah di luar negeri.

Awalnya, Aku tertarik untuk belajar ke Malaysia, namun tidak ada beasiswa yang di tawarkan. Membuka Google saat itu Maret 2014 Aku ingin mencoba beasiswa Pemerintah Jepang MEXT Monbukagakusho, ada alasan mengapa Aku ambil ini. Sudah mempertimbangkannya matang-matang apa yang harus ku persiapkan jika lulus disana. Aku punya abang disana namanya Ahmad Riyanto yang menikah dengan orang Jepang. So... apalagi yang di khawatirkan? Oops... tapi tidak segampang itu gan, mesti banyak yang dipersiapkan dimulai dari bahasa Jepang dan Inggris, LoA (Letter of Acceptance), dan yang lebih penting adalah Kelulusan Beasiswanya dulu ^_^, hehehe.... Kalau tidak lulus bagaimana mau berangkat meskipun batin dan perlengkapan sudah siap !!! :O

Semenjak pengen kuliah di Jepang Aku rajin mengunjungi Konsulat Jendral Jepang di Medan, yang beralamat di Sinar Mas Land Plaza (Wisma BII) Lantai 5. Jl. P. Diponegoro No. 18 Medan, bertanya seputar Beasiswa Monbusho (namanya sekarang Monbukagakusho) Beasiswa ini meliputi biaya studi dan biaya hidup, tanpa ikatan apapun.
Aku kembali ke kos mempersiapkan berkas yang ingin dikirim ke Kedutaan Besar di Jakarta. Jl. M.H. Thamrin no.24. Setelah semuanya lengkap, akan aku kirim via Pos (Bundaran Jantung Kota Medan yang ada Indomaretnya X_X). Ada sedikit hal memalukan di Kantor Pos ini, awalnya di persyaratan berkas yang akan dikirim tidak melampirkan Proposal Rencana Studi, dan tidak melampirkan print out formulir pendaftaran yang dikirim via Email, jadi saat semuanya sudah lengkap Aku antar ke Indomaret Pos malam hari pukul 22.00 WIB (mereka udah mau pulang, hihihi...), dan sampai Indomaret tiba-tiba aku ragu seperti ada yang kurang karena di internet harus menyertakan proposal dan print out, sedangkan berkas sudah terbungkus amplop rapi dan sudah di tempel atribut pos, bayar Rp 17.000,- dan diberikan kertas resi.
Aku bertanya pada salah seorang pekerja.
A : Mbak besok jam berapa dikirim?
M : jam 09.00 WIB mbak...
A : aku ragu mbak takut ada yang kurang
M : kok gitu mbak, apa mbak gak pernah kirim ke Pos ya?
A : X_X, bukan gitu mbak berkasnya seperti ada yang kurang. Gini aja mbak... kalau besok jam 09.00 WIB Sy tidak datang berarti fix kirim aja ya mbak.
M : ia mbak...

Aku pulang dengan penuh ragu, berfikir sepanjang malam di kos-kosan. Paginya... aku putuskan pergi ke Konsulat Jendral pagi-pagi bertanya apakah Proposal dan Print out dilampirkan. Pekerja Konjen bilang,"ia mbak wajib dilampirkan". Saat mendengarnya, seperti piring terjatuh "Klenteengg" pecah seribu. OMG... Aku berlari secepat kuda mencari warnet terdekat untuk print out formulir dan menterjemahkannya ke bahasa Inggris mengejar waktu sebelum pukul 09.00 WIB karena hari ini adalah hari terakhir pengiriman berkas agar sampai tepat waktu ke Jakarta. Setelah print out, aku kembali memacu sepeda motor ke Kantor Pos, mencari mbak-mbak Indomaret, dan Taraaaa...... "berkasnya udah kami antar mbak dan udah mau diberangkatkan barangnya". Singkat cerita, Aku beli amplop baru dan menimbangnya lagi, fikir ku tidak seberat berkas yang semalam berarti lebih murah biayanya karena uang ku tinggal Rp 16.000,-, pas-pasan X_X.
Aneh memang 1 berkas menjadi 2 amplop, hihihihi.... (jangan ditiru)
A : berapa mbak?
M : Rp 17.000,- mbak...
A : Apaaaa????? (-_-"))
     Aduh mbak, uang Sy kurang Rp 1.000,- X_X gimana ya mbak, mbak tambahin dulu deh Sy utang mbak, nanti Sy lewat Sy bayar, ya mbak?
M : (dia hanya senyum-senyum...)
A : Aku salamin tu mbak2, sambil bilang permisi. (menggerutu di hati, Aduhh... malunya, tapi mbak itu pelit banget masak nggak mau nyumbangin seribu aja untuk ku? tapi ya sudah lah, mungkin karena ini aku bisa lulus), aku keluar mengerah sepeda motor ku. Mampusss deh Gw.... ada tukang parkir X_X, alasan apa lagi nih, benar2 malu dan apess hari ini.
Wajah tukang parkirnya seram...
A : Pak maaf, bukannya Sy gak mau bayar, uang Sy habis Pak buat bayar Pos tadi, maaf Pak, maaf...!!!
P : Hemmm (seperti suara raksasa hemm, tanda meng "ia" kan),
A : Terimakasih Pak (sambil berdoa didalam hati, semoga banyak rezkinya karena telah menolong ku)

Aku langsung kabur. Woooaaa.....
Uang ku ludess, tertinggallah isi bensin yang menyelamatkan ku sampai di kos,

Pengumuman di bulan Juni, 2 bulan lebih waktu yang diberikan untuk menunggu. Beginilah nasib kalau sudah menjadi sarjana, mencari uang sendiri. Uang honor menjadi Guru di SMA Negeri 1 Stabat hanya mencukupi untuk beli kebutuhan sehari-hari di kos walau terkadang kurang tetap di syukuri :)

Catatan :
Sebelum bertindak dan memutuskan sesuatu, fikirlah terlebih dulu resiko yang akan terjadi, semoga tidak teledor seperti Saya.

Nantikan kelanjutan kisah ini saat Pengumuman Beasiswa MEXT Monbukagakusho :)
Semoga ada hikmahnya :)
By ~ Yusfa Santi

Selasa, 15 Juli 2014

Kepala Indaruk pada Ritual Pernikahan Adat Banjar di Desa Sungai Ular




  Sejarah Kepala Indaruk
Konon dulunya di daerah Kalimantan Selatan ada cerita rakyat mengenai asal usul kepala indaruk yang hingga kini masih dilaksanakan oleh sebagian orang di Desa Sungai Ular. Awalnya sepasang suami istri pergi ke sebuah Lubuk (Lubuk Tatau). Panggilannya Mamak emon dan Abah Emon (sebutan untuk orang tua Emon). Mereka menangguk ikan untuk dijadikan lauk makan, tetapi bukannya ikan yang didapat, mereka menemukan sebuah telur besar. Mereka langsung membuangnya, menangguk lagi masih saja mendapatkan telur yang tadi telah dibuang, setelah itu mereka membuang telur yang mereka temukan kedua kalinya, dalam tanggukan ketiga mereka menemukan telur yang mereka buang tadi. Hingga akhirnya kedua pasangan tersebut kesal dan membawa pulang telur sebesar kelapa tersebut.

Mereka rebus telur itu untuk dimakan, setelah dimakan mereka berniat untuk tidur siang kedalam kelambu. Mamak Emon berkata “kenapa pelihatan ku ini habang hijau melihat andika !!”, Abah Emon pun berkata “Ulun jua, pelihatan habang hijau malihat andika bersisik”. Merasakan perubahan kedua orang tua Emon ini memanggil anaknya si Emon dan mengatakan kejadiannya sebelum mereka berubah menjadi sepasang Naga besar. Mereka meminta sebuah permintaan kepada Emon untuk menebangkan kayu memalik dan kayu berunai untuk dipasangkan di dekat tangga. Emon mencarikan kayu yang di pinta oleh kedua orang tuanya, kayu tersebut ternyata untuk jalan mereka turun menuju ke sungai. Kedua pasang Naga turun kesungai dan berpesan kepada anaknya Emon, jika Emon rindu dan ingin bertemu orang tuanya bawalah beratih, bersama nasi pulut kuning dan telur untuk ditaburi di Sungai dimana kedua orang tuanya turun jika si Emon ingin berjumpa kedua orang tuanya. Inilah awal kisah kepala indaruk, sebelum ritual kepala indaruk maka akan ada acara pengambilan Banyu Hadus di sungai untuk memperingati Nenek moyang (orang tua Emon).


·         Kepala Indaruk

Kepala indaruk merupakan acara adat/tradisi turun temurun sebagian masyarakat Banjar yang diadakan disaat hajatan Pernikahan di Desa Sungai Ular, tidak semua orang yang ingin mengadakan pernikahan menggunakan acara ini, hanya sebagian orang saja/yang memiliki keturunan saja dari orang tuanya sehingga dapat melaksanakan ritual adat tersebut. Kepala indaruk dianggap penyakit, karena harus di turunkan kepada generasi-generasi penerus yang melaksanakan pernikahan.

Masa kini di Desa Sungai Ular sebelum acara kepala indaruk dilaksanakan, maka akan ada prosesi pengambilan Banyu Hadus, mengambil Banyu Hadus harus membawa sesajian ke Sungai, sajinya tersebut antara lain cengkaruk kacak, cengkaruk bahambur, pulut kuning, hintaluk, baras kuning dan beratih. air yang sudah diambil di dalam tembikar dibawa pulang untuk dimandikan kepada pengantin disaat Bepapai pasca acara Kepala Indaruk selesai agar roh nenek moyang tidak mengganggu pengantin.

Diungkapkan pula oleh Nekek Arsanah (wawancara), yakni “zaman bahari Nenek Saya ada keturunan meneruskan Kepala Indaruk, tetapi sudah Nenek Saya buang ke Sungai, nenek Saya takut meneruskan tradisi ini. Lalu beliau buanglah segala perlengkapan Kepala Indaruk seperti payung kuning, baju kuning, tilam kuning, lancang kuning, pokoknya semua peralatan yang berwarna kuning nenek Saya buang ke Sungai haung kerah laut, biar hilang, biar gak ada lagi diminta-minta sama kami”.

Sebelum mengadakan acara Kepala indaruk esok harinya, dimalam hari sebelum resepsi maka akan dilaksanakan acara adat yaitu Beundur Bemarak (pertemuan kedua Pengantin), hampir mirip dengan acara Kepala Indaruk dengan sesajian-sesajian yang sama bedanya disini Beundur Bemarak diadakan di malam hari sedangkan Kepala Indaruk di siang harinya.

Ungkapan lain dari Nek Diang mengenai tradisi Kepala Indaruk (wawancara), yaitu “Kepala Indaruk dilaksanakan atas perintaan roh-roh nenek moyang. Sebelum acara dimulai yang perlu disiapkan untuk menjadi sesajian adalah Nasi pulut kuning, nasi pulut putih, hintaluk (telur), jari lima/ tapak tangan (kue keras berbentuk bulat jarring-jaring berwarna merah, hijau, putih, kuning, merah jambu), beratih (beras pulut yang di sangrai/corn pulut), lamang (lemang), bubur putih, bubur habang (bubur merah) sepiring-sepiring, gegauk, cengkaruk kacak, cengkaruk bahambur, dodol, banyu hadus, pisang, tapai (tape), niur (kelapa), banyu kinca (air santai pakai gula merah), baras kuning (pakai kunyit) dan wajik. Sesaji ini tidak boleh kurang macamnya, karena roh akan meminta lagi. Sesaji untuk Kepala Indaruk berbeda dengan yang ada di dalam kelambu,kalau di dalam kelambu antara lain bubur putih, bubur habang, pulut putih pakai hintaluk dan pulut habang pakai hintaluk.

Roh-roh dipanggil (dari Banjar Kalua/roh-roh keturunan Raja) untuk menghadiri Kepala Indaruk yang mereka pinta. Kedua kepala Naga terbuat dari tempalau nipah yang dibaluti dan dihias menggunakan kertas berwarna, nipah dibentuk menyerupai kepala Naga untuk digabungkan dengan tubuh Naga yang terbuat dari pelepah kelapa sebagai lapisan tubuh naga dan kain sebagai balutan untuk leher naga. Naga jantan dapat dilihat dari janggutnya, dan Naga betina tidak menggunakan janggut. Didalam mulut Naga yang menganga juga diletakkan sesajian berupa nasi pulut kuning beserta telur.

Saat alat musik dialunkan bersama gempulan asap kemenyan, saat itu pula Kepala Indaruk di mulai. Dengan diiringi masyarakat yang berjatuhan, mereka kerasukan, menari-nari, menjerit-jerit, memakan sesajian, memegang tombak, sambil mengelilingi kepala Naga. Sedangkan Pengantin di gendong, diletakkan di atas bahu mengelilingi Naga dengan di payungi oleh orang tua. Setelah puas mereka menari, bermain kucing-kucingan, maka acara yang paling menegangkan adalah ketika tubuh Naga di panjat oleh oaring-orang yang kerasukan secara bergantian untuk dihancurkan. Kepala Naga di pukul-pukul hingga hancur dan tubuh Naga ambruk. Naga dihancurkan agar tidak hidup. Konon, Naga yang tidak di musnahkan, maka ia akan hidup, membuka matanya untuk mengganggu keluarga pengantin. Saat inilah acara Kepala Indaruk berakhir yang dilanjutkan dengan Mandi Bepapai. Pengantin dimandikan dengan Banyu Hadus yang telah diambil pada saat pengambilan Banyu Hadus. Kedua pengantin dimandikan dengan air kelapa menggunakan pelepah pinang yang di ukir hingga menyerupai gigi-gigi naga.

Orang-orang yang kerasukan di tepung tawari untuk memulangkan roh-roh yang merasuki mereka. Air tepung tawar terdiri dari bunga tujuh rupa, kunyit, kencur yang di campur dengan minyak nyonyong, dirajah/dipercikan kepada orang-orang yang kerasukan hingga mereka tersadar.

Nek Sainah (wawancara) menuturkan berdasarkan pengalamannya, yakni “menikah pada masa Saya ada hiburan tradisionalnya yang sekarang ini sudah tidak ada lagi di temukan yaitu Ketoprak Banjar”. Mengenai kapan orang tua Nek Sainah bermigran ke Desa Sungai Ular, Beliau mengatakan “Kakeknya H. Ibrahim dan Neneknya Hj. Diang Cantung datang ke Desa Sungai Ular karena adanya terjadi Perang Banjar di Banjar (Kalimantan Selatan), dulu mereka menyebut Kalimantan Selatan dengan sebutan Tanah Banjar. Nenek Saya datang membawa anak-anaknya yaitu Usra, Anang, Yunan, Jalani, Iran dan Ibunya Jumiah. Mengenai tahunnya, Saya tidak tahu tahun berapa mereka pindah kesini, tetapi Saya masih ingat rumah mereka dulu adanya di pinggir Sungai yang terbuat dari kayu ulin, kayu yang sangat kuat yang mereka bawa dari tanah Banjar”.

Saat ini terhitung, dari awal kedatangan Neneknya bersama orang tuanya  sudah sampai generasi ke-6, tercatat dari awal kedatangan neneknya sampai cicitnya sekarang.

Beliau bercerita, awal dari kata Sungai Ular untuk Desa ini adalah “ketika itu ada ular besar di sungai sewaktu seseorang mencari kayu. Lalu ularnya di pukul hingga jatuh dan berenang mengikuti kelokan sungai yang memanjang ke arah laut. Hingga Desa ini di sebut sebagai Desa Sungai Ular”

Senin, 14 Juli 2014

Makanan Olahan Khas Banjar Desa Sungai Ular, Kecamatan Secanggang



  Urang Banjar di Desa Sungai Ular terkenal pandai mengolah makanan dengan cara mengawetkan/memaja. Ilmu memasak tradisional masyarakat Banjar masih melekat hingga saat ini, turun temurun dari leluhur yang dibawa dari tanah kelahiran, karena ujar urang bahari “Semua kebaikan dan keburukan melalui perut”, jadi makanlah yang halal jangan yang haram, karena isi perut adalah segala-gala iman. Jadi, memasak adalah unsur budaya yang sangat penting, sebab mempengaruhi harkat dan martabat seseorang. Makanan khas Banjar yang terkenal hingga kini di Kalimantan Selatan maupun di Desa Sungai Ular adalah Wadi’ dan Mandai. Dua jenis kuliner menggiurkan yang tidak ada pada suku lain manapun.
·      Wadi’ (Ikan fermentasi), yaitu ikan sawah seperti sepat, papuyu, badau ataupun ikan air tawar lainnya yang diberi garam bercampur rebuk beras atau gabah yang disangrai/ digoreng tanpa minyak, yang selanjutnya ditumbuk kasar. Dalam proses mawadi`, harus dicampur garam yang banyak, agar ikan tetap awet dan tidak mudah busuk. Ikan yang di proses seperti ini disebut Wadi`. Ikan olahan yang di fermentasi ini awet hingga satu tahun lamanya di dalam toples. Untuk mengkonsumsinya menjadi lauk, ikan wadi` harus di goreng terlebih dahulu, atau ditambahkan sedikit bawang. Untuk olahan lainnya, wadi` juga sangat enak dimasak dengan bungkusan daun pisang dipais/dipepes. Wadi` di Desa Sungai Ular merupakan makanan langka yang sangat diminati masyarakat di Desa tersebut. Wadi bisa ditemukan ketika musim penghujan datang, dimana banyak terdapat ikan-ikan sawah untuk diolah menjadi wadi`.

·         Mandai (kulit cempedak yang di fermentasi), mandai dibuat dari kulit Tiwadak (cempedak) yang kulit luarnya dikupas sehingga duri/geriginya hilang, kemudian kulit dalam beserta serat-seratnya diolah sedemikian rupa dengan member garam, selanjutnya dipaja/diperam (difermentasikan) di dalam bejana non logam atau di dalam toples. Rasa mandai sangat khas, terasa sedikit asam, tapi ini sungguh enak, di masak dengan cara digoreng atau ditumis kering dengan cabai beserta bawang. Hanya sesederhana itu memasaknya, sangat enak jika disajikan dengan nasi panas.
Kadang-kadang dalam waktu-waktu tertentu mandai bisa menjadi sangat di favoritkan untuk dimakan mengalahkan daging sapi atau ayam atau ikan-ikan lainnya sebagai lauk. Beberapa hotel terkemuka telah menyajikan mandai dalam menu restoran mereka. Bahkan dengar-dengar Presiden SBY pun menyukainya. Biasanya beliau memesannya memalui kader partai Demokrat yang datang ke Jakarta.