Hari yang ditunggu-tunggu pun telah tiba, lokasi wawancara kali ini di Universitas Negeri Medan (UNIMED) di kampus Ane. Ane bersama 3 teman yang lainnya menjadi Tuan Rumah, cieee... cieee... Rizki Nur Jehan, Muhammad Hamzah Dien, dan Rahmi Seri Hanida jadi Tuan Rumah, Asik gak tuh?..
Pagi yang mendebarkan ini pukul 07.30 tanggal 17 Juli 2014 Ane dan ke 16 orang peserta Calon Penerima Beasiswa LPDP dari Jalur yang berbeda yang berasal dari Padang, Aceh, Langkat dll, berkumpul di Aula Ruang Sidang A Lantai 3 Biro Rektor. Awalnya kami di giring masuk untuk berkumpul di ruangan, dan Pembukaan Acara LPDP selama 30 menit, yang dibawakan oleh 3 orang yang berada di depan membuka acara yang Ane lupa namanya, yaitu Pegawai Rektor yang membuka acara untuk menyambut para Penguji LPDP beserta Psikolog dari Universitas Sumatera Utara, 30 menit waktu pembukaan dan dilanjutkan dengan memperkenalkan Program LPDP kepada seluruh CPB LPDP. Mereka menunjukkan Video kakak-kakak angkatan lalu sedang melaksanakan Program Kepemimpinan. Kali ini beberapa pasang mata berkaca-kaca melihat tayangan tersebut termasuk Ane sembari berdo'a "Ya Allah izinkanlah hamba berada diantara orang-orang beruntung itu". Merinding liatnya Gan, sungguh luar biasa mereka hingga sampai merasakan dilatih Kepemimpinannya oleh TNI AL. TNI AU, bahkan Pak SBY juga menghadiri PK.
Satu jam berlalu tepat pada pukul 09.00 kami diberi pemahaman mengenai LPDP, kami pun dipersilahkan menunggu waktu bergiliran untuk wawancara di Lobi Ruang Sidang A. Ada dua lembar yang ditempel di dinding luar, yaitu nama-nama beserta nomor bergilir untuk pemanggilan wawancara, dan untuk satu lembarnya lagi berisi nama-nama kelompok LGD (Leaders Group Discussion), Ane sekelompok beserta sahabat seperjuangan Ane Rahmi, Jehan dan 1 orang dari Aceh, Ane lupa lagi namanya, sedangkan Hamzah berbeda kelompok dengan kami. 1 kelompok terbagi menjadi 4 orang bahkan ada yang 3 karena teman diskusi mereka tidak hadir. Satu persatu mulai di panggil memasuki ruangan, Ane mendapat jadwal besok di hari Jum'at. Kecewa juga rasanya setelah proses panjang dalam persiapan dari malam gak bisa tidur nyenyak dan bangun untuk sahur dan terus menerus menyelesaikan apa yang harus Ane persiapkan untuk hari ini sampai pagi tiba. Seperti sudah rapikah Ane?... Sudah pantas kah Ane memakai pakaian seperti ini.
Nih, sedikit gambaran penampilan Ane hari ini, pake rok hitam dan batik coklat beserta jilbab hitam, sudah cukup rapi dan menarik kok :D
Nah, ketika peserta pertama keluar berkisar 1 jam durasi di dalam. Kami bertubi-tubi bertanya apa saja yang dipertanyakan Penguji, setelah menyimpulkan dari beberapa teman-teman yang sudah wawancara, pertanyaannya itu berbeda-beda, tetapi kesamaannya ada pada seputar kepribadian, essay, dan tujuan kuliah di Universitas pilihan serta apa yang menjadi kelayakan Tim LPDP menerima kita sebagai Penerima Beasiswa LPDP. Begitu seterusnya sampai ada yang ngalur ngidul, bahkan ada yang menangis.
Teman-teman Ane pun semakin berlalu meninggalkan lokasi karena telah selesai wawancara. Nah, Ane gimana??? Apakah harus memang besok? Kalaupun besok sudah Ane bayangkan nanti malam gak bisa tidur nyenyak lagi kalau terlalu memikirkan wawancara lagi untuk esok hari, persiapan lagi, dan mengulangi persiapan yang sama lagi. Lumayan bosan ya??
Untuk LGD, kelompok secara bergantian memasuki ruangan Lantai 2, ada dua tema yang didiskusikan yaitu tentang Dolly (Kawasan lokalisasi Pelacuran, Surabaya) dan satunya lagi tentang Pendidikan, Ane dan kelompok mendapatkan tema yang pertama. Kurang lebih 45 menit kami di dalam mendiskusikan kawasan Dolly. Sorry untuk hal apa aja yg kami diskusikan, itu sebuah "Rahasia", kali aja nanti Ente dapat tema yg sama biar agak-agak surprize gitu, ahahaha....
Oke, fokus cerita ke wawancara. Akhirnya setelah peserta ke-8 yaitu Hamzah Dien, Ane memberanikan diri untuk menyapa Bapak salah seorang Tim Penyeleksi untuk mengangkat Ane wawancara hari ini, karena teman wawancara Ane untuk besok sudah pada pulang jadi berani aja Ane bilang seperti itu karena memang Ane yg tinggal sendirian untuk peserta besok. Apa jawaban beliau?? "Saya akan diskusi dulu dengan Penguji di dalam". Ane nyengir... :D, ternyata belum dikasi kepastian. Tak lama beliau keluar dan langsung memanggil Ane "Kamu tunggu saja, kamu dipanggil terakhir". Waahhh... Bener-bener mau runtuh langit mendengarnya, akhirnya hari ini juga Ane terbang ke ruangan.
Tibalah waktunya, Taraaaa.....
Semoga tidak terjadi hal yang paling Ane takutkan, mau tau apa yang paling Ane takutkan. Takut disuruh berbahasa Inggris atau wawancara pakai Bahasa Inggris :D
Ane memasuki ruangan sambil baca Ayat-ayat Al-Qur'an pendek, Al-Fatihah,, Al-Iklhas, Al-Annas, nano-nano lah. Kaya' memasuki lorong-lorong angker menyeramkan, seketika ciut badan Ane, mengecil, dengan dentuman jantung yg bunyinya tidak stabil, darah naik turun, dan telapak tangan berubah menjadi es.
Berikut dialog wawawancara, versi Nasib Ane :
A (Ane), P1 (Penguji 1), P2 (Penguji 2), P3 (Penguji 3).
A : Assalamualaikum (jabat tangan)
Mereka mempersilahkan duduk, dan tanpa sadar Ane langsung ambil tisu selembar di depan Ane, dan melipatnya sampai kebil-kecil karena nervous (gak sadar ni tangan ngelipat-lipat sendiri)
P1 : Kamu lulusan Bidik Misi ya?
A : Ia Pak !!
P2 : Dimana itu Desa Sungai Ular, kok serem amat namanya?
A : Di Secanggang Pak, Langkat.
P3 : Banyak juga ya Prestasi kamu, juara 1 Kaligrafi, Juara 1 Pidato, Juara III Karya Tulis Ilmiah.
A : Ia Pak.
P2 : Kenapa kamu pilih Tokyo University?
A : Karena di Tokyo University untuk kualitas Jurusan Sejarahnya sangat lah bagus Pak, serta ruang lingkup Negara Jepang itu sendiri sangat banyak kebudayaan-kebudayaan tradisionalnya, serta sejarah di Negara Jepang begitu menarik dan banyak untuk di teliti, seperti Zaman Edo, Restorasi Meiji, Pada saat Hiroshima Nagasaki di Bom Atom, dll.
P1, P2, P3 : (Mangguk-mangguk)
P3 : Coba kamu berbahasa Inggris sedikit !!
A : Sedikit saja ya Pak (Belepotan, huhuuu... (X_X). Seperti piring yg jatuh, klentengggg....!!)
P3 : Bahasa Inggris kamu saja masih belepotan seperti itu gimana mau kesana?
A : Saya saat ini masih kursus Pak.
P3 : Apakah kamu yakin dalam waktu 3 bulan kamu dapat menguasai bahasa Inggris mu?
A : Saya yakin Pak.
P3 : kamu tahu kan Tokyo itu mahal?
A : Tau Pak.
P3 : Apa mata uangnya?
A : Yen Pak.
P3 : Atau jangan-jangan kamu mau kerja disana?
A : Nggak Pak, Saya ingin serius belajar disana biar bisa jadi orang-orang hebat sepeti Bapak. (Jurus menggombal dikit, hehehe)
P3 : Kamu pasti sering makan-makanan Jepang.
A : Belum pernah Pak...
P2 : Kenapa?
A : Mahal Pak (Sontak mereka berhambur, kursi muternya membuat mereka muter-muter, tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban Ane).
P3 : Jika kamu tidak lulus beasiswa ini, apakah kamu tetap ingin ke Jepang?
A : Ia Pak, Saya akan tetap ke sana dengan apply beasiswa lain.
P3 : Kenapa kamu gak ke Inggris aja, kan bahasa sehari-harinya udah menggunakan Bahasa Inggris?
A : Saya akan tetap ingin belajar di Jepang Pak.
P3 : Tim LPDP hanya meluluskan bagi mereka yang berpotensi, dan uang yang mereka keluarkan itu tidak sembarangan di beri. Jadi kalau tidak berpotensi untuk apa Tim LPDP meluluskan.
A : (Tak terbendung lagi, menusuk banget ke Jantung dan di sesi ini lah Ane nangis, mereka meledek terus)
P3 : Kami bukan penentu kelulusan ini, tapi Bapak-bapak yang dibelakang kamu itu.
P1 : Kalau misal kamu tidak lulus beasiswa ini bagaimana?
A : Jangan lah Pak (sesenggukan), harapan Saya sangat besar di LPDP ini Pak. Jika Saya diberi kesempatan lulus di Beasiswa ini Saya tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini Pak T_T
P3 : Tisu mana Pak? (bertanya pada Penguji lain).
Ternyata tisu yg tepat di depan Saya itu adalah tisu yg disiapkan untuk peserta yg nangis T_T
P1 : Apa yang membuat kamu merasa layak mendapatkan beasiswa ini?
A : Saya orangnya pekerja keras Pak. Saya tidak mudah menyerah Pak. Saya yakin Saya mampu memperbaiki segala kekurangan Saya dan membuktikannya kepada Bapak T_T
P2 : Apa pekerjaan orang tua kamu?
A : Orang tua Saya jualan sayur Pak (dan cerita keluarga lainnya)
P2 : Beasiswa apa saja yang kamu dapat selama pendidikan kamu?
A : Waktu sekolah Saya di danai oleh PLN Binjai Pak, dan selama Kuliah di Unimed Saya mendapatkan beasiswa Bidik Misi Pak.
P2 : Baiklah kamu perbaiki TOEFL kamu ini ya?
A : Ane berdiri menyalami mereka dan tak lupa mengucapkan banyak terimakasih, mata Ane melirik P3 menulis nama Ane di selembar kertas seperti menulis nama Ane di Kop Surat kosong, entah itu kertas apa.
Hal ini juga yang membuat Ane keluar seperti tak bertulang, sesenggukan sampai ketiga sohib seperjuangan Ane stay di luar nunggu kebingungan. "Ada apa?... Ada apa? Ada apa kok sampai nangis" Begitulah tanya mereka, dan sekitar 15 menit Ane gak bisa ngomong terus sesenggukan, mereka mengajak turun untuk pulang dan kepergok sama salah seorang Tim LPDP yang berperan penting dalam kelulusan, beliau liat Ane nangis tertawa terkulum, tapi Ane gak berani liat beliau. Itu teman Ane yg bilang gitu.
Mereka terus mensupport Ane bahwasanya "Mudah-mudahan kita semua lulus, apalagi ini bulan Ramadhan segala doa dikabulkan, dan kesempatan kita mencari pahala sebanyak-banyaknya dan tahajud sesering mungkin meminta agar kita lulus beasiswa ini". Ane belum bisa ngomong, dan kami berlalu pulang.....
Nantikan kelanjutan kisah ini, hari-hari menjelang Pengumuman Wawancara LPDP.
Man Jadda WaJada "Barang siapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan berhasil". Insya Allah....
By ~ Yusfa Santi